Mengenal Konsep Filsafat Necessity dan Contingency
- Anton
- 5 min read
Filosofi merupakan salah satu cabang ilmu yang membahas tentang hakikat keberadaan manusia dan alam semesta. Dalam filosofi, terdapat berbagai konsep dan pemikiran yang berkaitan dengan kebenaran dan ketergantungan. Dua konsep penting dalam filosofi yang sering diperdebatkan adalah “necessary” dan “contingent”.
Kedua konsep tersebut memiliki perbedaan yang signifikan dalam memahami kebenaran suatu proposisi. Konsep “necessary” mengacu pada kebenaran yang tidak mungkin untuk tidak benar, sedangkan konsep “contingent” mengacu pada kebenaran yang mungkin berubah tergantung pada kondisi tertentu.
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang konsep “necessary” dan “contingent” serta bagaimana kedua konsep tersebut memengaruhi pemahaman kita tentang kebenaran dan ketergantungan. Selain itu, kita juga akan membahas konsep lain yang terkait dengan kedua konsep tersebut, seperti “possible worlds” dan konsep dari Saul Kripke.
Dalam membahas topik ini, kita juga akan memperkenalkan beberapa istilah yang terkait dengan filosofi. Oleh karena itu, bagi pembaca yang belum terbiasa dengan terminologi filosofi, tidak perlu khawatir karena artikel ini akan disajikan secara jelas dan mudah dipahami. Mari kita mulai memahami kedua konsep penting dalam filosofi ini secara lebih mendalam.
Pengertian Necessity dan Contingency
Dalam bidang filsafat, terdapat dua konsep penting yang sering dibahas yaitu necessity dan contingency. Necessity atau keharusan merujuk pada kebenaran yang tidak dapat tidak terjadi, sedangkan contingency atau kontingensi merujuk pada kebenaran yang mungkin tidak terjadi. Kedua konsep ini menjadi penting dalam memahami alam semesta dan hakikat keberadaan.
Contoh dari kebenaran yang bersifat necessary adalah bahwa segitiga selalu memiliki tiga sisi, sedangkan contoh dari kebenaran yang bersifat contingent adalah bahwa Olivia Wilde memiliki tinggi 5 kaki 7 inci, yang mana bisa saja ia memiliki tinggi yang berbeda.
Saul Kripke, seorang filsuf terkemuka, mengembangkan konsep possible worlds yang dapat membantu dalam memahami perbedaan antara necessity dan contingency. Sesuatu dikatakan necessary jika benar dalam semua possible worlds, sedangkan dikatakan contingent jika benar hanya dalam beberapa possible worlds.
Dalam pemahaman lebih lanjut tentang konsep-konsep ini, kita dapat membuka wawasan baru tentang hakikat kebenaran dan realitas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih lanjut tentang konsep necessity dan contingency dalam bidang filsafat.
Konsep Possible Worlds dalam Filsafat
Dalam pemahaman konsep necessity dan contingency, konsep possible worlds yang dikembangkan oleh Saul Kripke menjadi sangat penting. Possible worlds merujuk pada kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam alam semesta, termasuk kemungkinan yang belum pernah terjadi atau bahkan yang tidak mungkin terjadi di dunia ini.
Dalam pemahaman possible worlds, kita dapat memahami bahwa suatu kebenaran dikatakan necessary jika benar dalam semua possible worlds, sedangkan dikatakan contingent jika hanya benar dalam beberapa possible worlds. Sebagai contoh, kebenaran bahwa segitiga selalu memiliki tiga sisi adalah necessary karena benar dalam semua possible worlds, sedangkan kebenaran bahwa Olivia Wilde memiliki tinggi 5 kaki 7 inci adalah contingent karena hanya benar dalam beberapa possible worlds.
Konsep possible worlds juga membantu dalam memahami konsep-konsep lain dalam filsafat, seperti konsep identitas dan modalitas. Identitas merujuk pada kesamaan suatu entitas pada berbagai possible worlds, sedangkan modalitas merujuk pada kemungkinan-kemungkinan dalam possible worlds.
Dalam pemahaman lebih lanjut tentang konsep possible worlds, kita dapat memperluas wawasan kita tentang hakikat kebenaran dan realitas. Oleh karena itu, pemahaman tentang konsep ini sangat penting dalam bidang filsafat.
Pengembangan Konsep Necessity dan Contingency oleh Saul Kripke
Saul Kripke adalah seorang filsuf Amerika yang mengembangkan konsep necessity dan contingency dalam filsafat. Menurut Kripke, sesuatu yang necessarily true atau necessarily false adalah sesuatu yang benar atau salah di semua kemungkinan dunia, sementara sesuatu yang contingently true atau contingently false adalah sesuatu yang benar atau salah hanya di beberapa kemungkinan dunia.
Contoh sederhana yang dapat memberikan gambaran mengenai konsep ini adalah pernyataan “Socrates adalah manusia.” Pernyataan ini adalah necessarily true, karena tidak mungkin ada kemungkinan dunia di mana Socrates tidak manusia. Namun, jika kita mengatakan “Socrates adalah guru,” pernyataan ini adalah contingently true, karena mungkin ada kemungkinan dunia di mana Socrates tidak menjadi seorang guru.
Konsep Kripke ini sangat penting dalam filsafat karena dapat digunakan untuk membedakan antara konsep yang universal dan yang individual. Pernyataan-penyataan yang bersifat universal cenderung necessarily true, sementara pernyataan yang bersifat individual cenderung contingently true.
Dalam filsafat, konsep necessity dan contingency juga dapat dikaitkan dengan konsep kebebasan dan determinisme. Pernyataan-penyataan yang necessarily true cenderung memperlihatkan keberadaan determinisme dalam kehidupan, sementara pernyataan-penyataan yang contingently true cenderung memperlihatkan keberadaan kebebasan dalam kehidupan.
Dengan memahami konsep necessity dan contingency oleh Saul Kripke, kita dapat lebih memahami konsep-konsep penting dalam filsafat. Konsep ini dapat membantu kita memahami pernyataan-penyataan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, serta memperdalam pemahaman kita tentang kebebasan dan determinisme.
Penutup
Dalam filsafat, konsep keperluan (necessity) dan kemungkinan (contingency) adalah dua konsep penting yang sering dibahas dan diperdebatkan. Keperluan mengacu pada sesuatu yang tidak mungkin tidak benar, sedangkan kemungkinan mengacu pada sesuatu yang mungkin benar atau salah. Konsep ini sering digunakan dalam analisis logika dan metafisika.
Konsep Possible Worlds, seperti yang dikembangkan oleh Saul Kripke, membantu kita memahami perbedaan antara keperluan dan kemungkinan dengan cara yang lebih jelas dan terstruktur. Menurut konsep ini, ada banyak dunia mungkin yang berbeda dari dunia kita, dan sesuatu yang benar di satu dunia mungkin tidak benar di dunia lainnya.
Dalam kesimpulannya, konsep keperluan dan kemungkinan membantu kita memahami sifat kebenaran proposisi, dan konsep Possible Worlds dapat membantu kita memvisualisasikan konsep tersebut dengan cara yang lebih baik. Saul Kripke adalah salah satu tokoh penting dalam pengembangan konsep keperluan dan kemungkinan, dan kontribusinya masih menjadi subjek perdebatan dalam dunia filsafat.
Oleh karena itu, memahami konsep keperluan dan kemungkinan, serta konsep Possible Worlds yang dikembangkan oleh Saul Kripke, dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang sifat kebenaran proposisi dalam dunia filsafat.